“Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia” (Ibrani 9:28)
Satu kali Kristus mati bagi kita (Ibr 9:12,28; Rm 6:10) demikian juga satu kali saja Ia datang menghapus dosa kita (Ibr 9:26; 10:12), dan menyucikan dosa kita untuk selama-lamanya (Ibr 10:2,10,14).
Ungkapan satu kali Kristus mati dan menyucikan kita dari dosa mengandung pengertian yang mendasar dalam iman Kristen. (i) Penebusan yang dilakukan Kristus sempurna dan total menghapus dosa kita. “Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan” (Ibr 10:14 bnd Ibr 7:25). (ii) Penebusan yang dilakukan Kristus berlaku terus-menerus dan tidak ada pengulangan kematian-Nya (Ibr 9:25-26; 10:11-12).
Implikasi dari pengertian ini adalah: pertama, agar setiap orang percaya tetap memiliki pengharapan akan pengampunan dosa di dalam Kristus Yesus (1Yoh 1:9); dan kedua, agar kita tidak menganggap murahan kasih karunia yang diberikan Kristus melalui korban tubuh-Nya di kayu salib (bnd Rm 2:4). Kita harus menghargai pengorbanan Kristus (Ibr 10:26-29) sebagai pelunasan atas hutang dosa kita (1 Kor 6:20; 7:23), dan pengorbanan-Nya itu mahal harganya (1 Ptr 1:19).
Satu kali Yesus Kristus mati bagi kita. Penderitaan-Nya adalah sesuai kehendak Allah. Dia sendiri ikhlas memilih untuk menanggung sengsara dan mati demi umat-Nya (Mrk 10:45; 14:24; Yoh 10:11-18). Ia memberikan raga-Nya untuk disiksa demi umat manusia, dan darah-Nya dicurahkan demi keselamatan kita (Luk 22:19-20; Mat 26:27-28; Mrk 14:22-24 bnd Yoh 14:2; 10:15; 19:30). Kematian-Nya memungkinkan tersedianya pengampunan dosa (Mat 26:27-28) dan perjanjian baru antara Allah dan manusia diadakan (Luk 22:20). Semoga pada Jumat Agung tahun 2011 ini kita masih bisa tetap menatap kayu salib yang berlumuran darah Yesus karena menanggung dosa kita.
0 comments:
Post a Comment