Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Wednesday, November 24, 2010

MENGUBAH KEBIASAAN, MEMBENTUK KARAKTER

Seringkali kita bertanya-tanya, mengapa kita tidak dapat bersikap seperti apa yang kita harapkan? Mengapa justru hal-hal yang buruk yang kita lakukan?

Saya akan mengajak Anda untuk melihat seberapa jauh hubungan antara hati dengan karakter kita.

HATI membentuk pikiran, PIKIRAN membentuk pemahaman atau 'apa yang dipercayai", PEMAHAMAN membentuk kebiasaan, KEBIASAAN membentuk karakter, dan akhirnya KARAKTER secara permanen nampak dalam setiap tingkahlaku kita.

Mengapa perubahan karakter harus dimulai dari hati?
Hati adalah pusat yang mengendalikan segala kemauan kita. Orang Ibrani menyebutnya dengan lev dan orang Yunani menyebut dengan kardia. Hati adalah tempat di mana Tuhan bertahkta dan memerintah hidup seseorang.

Tuhan Yesus Kristus berkata: “Karena apa yang diucapkan mulut meluap dari hati” (Mat 12:34). “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat” (Mat 15:19). Penulis Amsal mengatakan: “Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu” (Ams 27:19).

Artinya, setiap tindakan yang kita lakukan dengan hati yang tulus dan murni akan memperlihatkan integritas kita sebagai orang yang percaya dan takut kepada Tuhan.

Hati membentuk Pikiran.

Ketika hati kita tulus dan baik, pasti kita akan memikirkan hal-hal yang baik. Tetapi ketika hati kita jahat pastilah kita akan memikirkan kejahatan, termasuk bersikap hipokrit atau munafik.

Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh seberapa besar kita membentuk hati setiap murid yang kita didik. Jangan pernah berpikir untuk mengubah sikap murid sebelum mengubah hatinya.

Anda tidak bisa membuat murid anda berpikir tentang matematika sebelum membuat hati mereka senang dengan matematika. Jadi sebelum membuat murid Anda betah dengan pelajaran anda, Anda harus bisa membuat hati mereka mendorong mereka untuk menyenangi pelajaran Anda.

Dalam hal sikap dan profesionalitas guru. Anda akan bersikap masa bodoh dengan murid Anda jika hati anda sebagai guru tidak berorientasi pada pendidikan tetapi pada materi. Anda akan disebut berintegritas apabila Anda tetap memegang prinsip ini: “Saya adalah pahlawan tanpa tanda jasa.”

Pikiran membentuk Pemahaman.

Apa yang menjadi pikiran ada akan terplot menjadi sebuah pemahaman atau kepercayaan. Ketika orang berpikir bumi ini datar, maka terbentuklah pemahaman bahwa ada yang menopangnya. Ketika Anda berpikir bahwa teori evolusi Darwin tentang nenek moyang kita berasal dari monyet, maka penciptaan manusia oleh Tuhan menjadi salah!

Anda tidak akan pernah bisa mengubah pemahaman anak didik Anda, jika Anda tidak mengubah dahulu pola pikirnya, yakni hal-hal yang harus mereka pahami. Apa yang harus kita pikirkan?

Filipi 4:8 berkata: “Jadi akhirnya, saudara-saudara semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”

Pemahaman membentuk Kebiasaan.

Tidak ada sebuah tindakan atau perilaku yang tidak dibentuk dari pemahaman.
Jika Tuhan itu tidak ada, pastilah setiap kita akan bersikap sembrono dalam hidup.

Jika kita percaya kepada Tuhan karena ingin masuk sorga dan takut masuk neraka, maka iman kita kepada Tuhan terjadi karena kita menginginkan sesuatu dari Dia. Tetapi akan sangat berbeda apabila iman kita kepada

Tuhan itu dibangun di atas dasar kasih kita kepada Tuhan, kita pasti bersedia melakukan apa saja asalkan Tuhan senang.

Jadi Anda tidak akan memiliki perilaku atau tindakan yang benar dan baik apabila pemahaman yang membentuk Anda tidak benar.

Kebiasaan membentuk Karakter.

Tindakan dari hasil pemahaman Anda tentang sesuatu akan menciptakan sebuah kebiasaan dan pada akhirnya itulah karakter Anda. Karakter Anda adalah tindakan dari kebiasaan Anda.

Anda tidak akan bisa mengubah karakter Anda sebelum Anda berhasil menciptakan kebiasaan.

Kesimpulan:

Karakter yang baik muncul dari kebiasaan yang baik. Kebiasaan baik muncul karena Anda memiliki pemahaman yang baik. Pemahaman yang baik adalah produk dari pikiran yang baik. Dari pikiran yang baik muncul dari hati yang baik.

Hati Anda akan terus benar dan tetap baik hanya apabila Anda telah menempatkan Tuhan pada posisi yang benar dalam hidup Anda.

Jika Tuhan penguasa hati kita maka kita akan bertanggungjawab penuh atas setiap tindakan yang kita lakukan.

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment