Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Monday, January 3, 2011

Aku seorang Kristen?

Kebanggan menyebut diri “aku seorang kristen” merupakan satu hal yang lumrah. Sebab selain menunjukkan sebuah keyakinan yang dimiliki, kata Kristen juga mengandung unsur-unsur positif lain yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Kristen yang identik dengan tidak boleh berbohong, tidak boleh menghina orang, tidak boleh marah dll, merupakan gambaran positif, bentukan masyarakat awam yang patut dibanggakan. Karena itulah kalimat “kristen kok suka marah; Kristen kok gampang menghina orang; Kristen kok suka bohong” seringkali terdengar – sebagai bentuk ekspresi ketidaksetujuan dan sikap protes dengan apa yang dilakukan oleh orang yang menyebut diri kristen – karena tidak sejalan dengan gambaran mereka tentang kristen. Ekspresi bangga terhadap diri dan keyakinan, bagi siapa pun yang menyebut diri Kristen, silahkan saja ditunjukkan. Lebih dari itu, tahukah anda bagaimana sebenarnya maksud dari kata Kristen itu sendiri?


Kristen adalah satu kata yang berasal dari bahasa Yunani Chresmatisai. Dalam penggunaanya, kata ini sering disebutkan didepan umum oleh orang-orang non kristen, untuk menyebut jemaat Antiokhia, pengikut Kristus waktu itu, dengan nada mengejek. Kata Kristen waktu itu adalah kata olokan bagi kumpulan orang aneh yang sama sekali berbeda dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Bagaimana tidak, ditempat lain orang bersenang-senang, berpesta pora, mabuk-mabukan dan menikmati hidup yang singkat ini dengan sepuas-puasnya. Sebaliknya, dalam komunitas kristen, hanya sembah dan pujian bagi Kristus saja yang terdengar dari mulut mereka. Kristen adalah kata yang ditujukan untuk membedakan, meminggirkan dan “melokalisasi” orang-orang yang yang aneh. Orang-orang aneh yang mengaku Kristus sebagai juru selamat mereka. Orang aneh yang mengaku Yesus, anak si tukang kayu itu sebagai Tuhan.
Sadar atau tidak, bagi jemaat Antiokhia waktu itu, Kristen adalah suatu stigma negatif bentukan masyarakat yang bisa saja membuat mereka merasa minder, malu, terhina dan terlecehkan harga dirinya. Namun suatu hal yang aneh, kata kristen yang bagi orang sekitar merupakan ejekan, bagi jemaat Antiokhia, kata Kristen justru dianggap sebagai bentuk pengakuan terhadap keberadaan mereka; satu kata yang memberikan identitas terhadap mereka yang mengaku diri pengikut kristus.

Terdapat perbedaan yang sangat mencolok antara menerima diri sebagai kristen di jemaat antiokhia waktu itu dengan mengaku diri kristen pada masa kini. Dulu menerima diri sebagai kristen memerlukan perjuangan yang teramat berat – melawan rasa malu, terhina, dan terlecehkan. Sebaliknya, mengaku diri sebagai “aku seorang kristen” sekarang ini bukanlah persoalan yang sulit. Jikalau dulu menerima diri sebagai kristen oleh karena memang mereka membaktikan dan mebuktikan diri bahwa mereka berbeda dari orang-orang sekitar, bagaimana dengan sekarang? Masih adakah orang yang mengejek kita dengan sebutan “dasar Si Kristen”, hanya karena kita berusaha mengaktualisasi diri dan mengekspresikan iman dan ajaran Kekristenan kita? Masih adakah orang yang bangga menyandang identitas Kristen, oleh karena mereka memang berbeda dari “orang dunia” pada umumnya?
Aku seorang Kristen?Slawi

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment