“Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat” (Matius 6:13)
Hanya ada satu kata Yunani peirazein yang berarti ‘menguji’. Kata ini dipakai bukan dalam arti menggoda seseorang agar berbuat jahat, melainkan lebih dalam arti menguji atau mencoba ketahanan, kesetiaan serta kecakapannya untuk pekerjaan pelayanan.
Dalam PL kita sering membaca tentang ujian yang dilakukan oleh Allah, seperti kepada Abraham: “Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham” (Kej 22:1). Di dalam cerita ini nampak jelas, bahwa kata mencoba sama sekali tidak mempunyai arti berusaha menggoda
atau membujuk. Kata mencoba lebih mengandung arti memberikan ujian tentang kesetiaan dan ketaatan Abraham.
Berdasar pengertian itu maka kita sampai pada kebenaran pokok yang ada dalam kata pencobaan. Pencobaan bukanlah dimaksudkan agar kita jatuh, melainkan agar kita menjadi orang yang lebih kuat dan lebih baik. Jadi pencobaan sama sekali tidak mengandung arti menonjolkan segi keterhukuman manusia, malainkan malah bermaksud menonjolkan harga, mutu, atau kemuliaan manusia.
Selanjutnya dikatakan: “Lepaskanlah kami dari Yang Jahat”. Ini menunjuk pada adanya kekuatan yang berkepribadian dan giat menentang Allah. Kekuatan itu adalah Setan. Dalam bahasa Ibrani disebut satan artinya lawan atau musuh, namun sering juga dipakai dalam arti manusia. Kalau si A bermusuhan dengan si B, maka B adalah satan bagi si A; artinya orang yang sedang berperkara melawan orang lain. Selanjutnya kata ini lebih menunjuk kepada makhluk atau tokoh sorgawi yang selalu mengadukan perkara manusia di hadapan Allah.
Dalam perkembangannya satan tidak lagi difahami sebagai tokoh yang ‘mengadukan perkara manusia’, tetapi telah menjadi tokoh yang ‘melawan manusia’ itu sendiri. Dengan perkembangan ini, maka Setan menjadi Iblis (Yunani: diabolos, pemfitnah) yaitu musuh manusia, tokoh yang kuat yang hendak mengacaukan maksud-maksud Allah dan selalu ingin merusak hidup manusia.
Setan atau Iblis adalah tokoh yang merusak. Dengan doa “Bapa Kami” Tuhan Yesus mengajar kita untuk mohon kepada Bapa agar dilepaskan dari kekuatan jahat yang merusak itu.
Refleksi:
“MUSUH YANG TERBESAR YANG HARUS KITA HANCURKAN ADALAH MENGHILANGKAN SIFAT-SIFAT SETAN DALAM DIRI KITA”
0 comments:
Post a Comment