Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Saturday, March 21, 2009

RUKUN

Renungan:
Edisi 15 Maret 2009

RUKUN
“Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus” (Roma 15:5)


Kehendak Kristus yang utama dalam hidup kekristenan kita adalah hidup rukun satu dengan yang lain.
Mengapa kerukunan itu penting? Kepada dan dengan siapakah kita harus hidup rukun? Apakah keuntungan dari hidup rukun dengan semua orang?
Harapan pemazmur agar setiap saudara hidup rukun bersama adalah kunci dari akan adanya pencurahan berkat Tuhan atas umat-Nya (Mzm 133). Syair nyanyian ini mungkin dapat sejenak membuka pikiran kita tentang pentingnya kerukunan itu bagi kita:

Rukun cinta satu sama lain, itulah maunya Tuhan.
Rendah hati serta ramah tamah, itulah maunya Tuhan.
Tunjukkan, saksikan Tuhan minta buktinya.
Tunjukkan, saksikan Tuhan minta buktinya.

Syair yang sederhana, tetapi jika kita merenungkan maka kita akan terkesima karenanya, yakni bahwa kerukunan itu adalah kehendak Tuhan. Oleh sebab itu kita harus bisa menunjukkan serta membuktikan kerukunan itu dalam kehidupan yang nyata sebagai ciri khas dan kekuatan persekutuan kita di dalam Kristus.
Indikasi bahwa kita bisa menerima orang lain apa adanya adalah saat kita bisa hidup rukun dengan mereka. Kerukunan adalah dasar dan awal dari kerjasama kita dengan orang lain. Tanpa kerukunan kita tidak dapat menikmati sesuatu yang baik dan indah dari hubungan yang kita bangun dengan orang lain. Dalam persahabatan kerukunan menjadi tolok ukur bagi terjalinnya sebuah hubungan yang akrab dan intensif. Kerukunan memungkinkan kita dapat menghargai dan menganggap penting sebuah persahabatan. Dengan kata lain, kerukunan sangat kita butuhkan dalam membangun interaksi sosial kita dengan sesama.
Kerukunan hanya dapat tercipta apabila kita memiliki kerendahan hati. Tanpa adanya kerendahan hati kerukunan akan selalu terancam. Dengan kerendahan hati, kita bisa menjadikan kerukunan sebagai orientasi pribadi kita dan menciptakan damai sejahtera Allah tinggal di dalam hidup kita. Jadi, tetaplah rukun walau acapkali ribut dan perang.


Pembelajaran Iman Jemaat
Kunci Mengurangi Stress

Richard Carlson, PhD peneliti di bidang psikologi kebahagiaan dan pakar bidang meraih kebahagiaan dan mengurangi stress, dalam bukunya: “Don’t Sweat the Small Stuff” menuliskan beberapa startegi berikut ini agar kita terhindar dari stress:

1. Bangun lebih pagi. Kebiasan bangun lebih pagi mengubah kehidupan.
2. Singkirkan pikiran bahwa orang yang ramah dan rileks tidak bisa mengejar prestasi. Sebuah kehidupan yang sibuk dan penuh ketergesaan mungkin sesuai dengan gambaran kita tentang individu-individu yang penuh semangat dan berprestasi. Sementara kehidupan yang lebih tenang penuh cinta lebih sesuai dengan gambaran kita tentang si pemimpi yang lesu.
3. Jangan memotong atau menyelesaikan perkataan orang lain. Ini adalah cara yang mudah untuk menjadi individu yang lebih rileks dan lebih ramah – cobalah!
4. Belajarlah hidup untuk saat ini. Jhon Lennon berkata: “Hidup adalah segala sesuatu yang terjadi saat kita sibuk menyusun rencana-rencana lain.” Dengan memusatkan pikiran dan perhatian kita pada saat ini, kecemasan cenderung tidak muncul.
5. Tanyakan pada diri Anda, “Apakah setelah setahun lagi hal ini akan menjadi masalah?” Dengan pertanyaan ini kita mendapati diri kita mentertawakan hal-hal yang dulu pernah kita kuatirkan.
6. Biarkan diri Anda merasa bosan. Jangan takut dengan waktu luang Anda. Jadi biarkan dan rasakan kebosanan Anda, karena hal itu akan menjernihkan pikiran dan memberi gagasan baru.
7. Bayangkan diri Anda menghadiri pemakaman diri Anda. Ini adalah cara yang paling tepat untuk menentukan prioritas utama dalam hidup Anda (obituary). Tanyakan, “Orang macam apakah saya ini?” “Apakah saya telah melakukan hal-hal yang paling berarti?”
8. Bayangkan orang-orang dalam kehidupan Anda adalah bayi atau manula berusia 100 tahun. Cara ini akan menempatkan Anda dalam perespektif serta memunculkan rasa belas kasihan dan kekaguman?
9. Tegaskan kembali sebuah tujuan yang paling berarti. Contohnya apakah Anda bisa tetap tenang di tengah kesulitan?
10. Terbuka pada “apa yang ada”. Dunia sering tidak berjalan seperti yang kita inginkan. Jadi ketika ada orang dekat Anda tidak setuju dengan Anda, jangan lantas emosi melainkan sadarkan diri Anda akan masalah yang sebenarnya.
11. Strategi lainnya: Sambil bergurau, menyetujui kritik yang dilontarkan pada Anda. Berterimakasihlah manakala perasaan Anda sedang baik, bersikap tenang manakala perasaan Anda sedang kacau. Nikmati di mana Anda berada. Berilah istirahat sejenak pada diri Anda untuk beribadah dan merenungkan kebesaran Tuhan.

___________________________________________________________

Refleksi Minggu Ini:
Saat kita memfokuskan pada hal-hal yang rumit, maka kita sedang membuat hidup kita lebih rumit.

Self Purpose:
Cobalah pusatkan pikiran Anda pada perkara yang membuat Anda rileks sehingga Anda dapat menerima kehadiran orang lain dengan lebih tulus lagi?

2 comments:

admin said...

Saya sedang browsing dan taksengaja sampai pada halaman ini. ijinkan saya berkomentar ya..
Sunggh ini renungan yang bagus.

GKII "Bukit Shalom" Ubud said...

kami sangat senang bila renungan kami memberkati saudara. kami berharap dan berdoa supaya Tuhan Yeus memberkati saudara.

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment