Pengharapan
“Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan” (Roma 15:13)
Dua orang dapat menghadapi situasi yang sama. Tapi yang satu akan terbawa pada keputus-asaan dan yang lain pada tindakan yang membawa kemenangan. Bagi yang satu keadaan itu menjadi akhir pengharapannya, bagi yang lain menjadi tantangan kejayaannya.
Perbedaan kedua sikap ini memang ada pada manusia. Apabila seseorang membiarkan dirinya menjadi lemah dan lesu, di mana ia membiarkan keadaan itu mengalahkannya, bahkan ia membiarkan dirinya sendiri merengek-rengek karena penderitaan, maka sebenarnya ia membuat dirinya sendiri rapuh dan pasti gagal apabila tantangan-tantangan itu datang.
Di pihak lain, orang yang bertekad menghadapi kehidupan dengan berani dan selalu berani berjuang manaklukkan tantangan, maka apabila tantangan datang, ia akan menghadapinya dengan keyakinan dan pengharapan. Lord Reith berkata, “Saya tidak menyenangi krisis, tetapi saya menyenangi kesempatan-kesempatan yang diberikannya.”
Pengharapan adalah bagian penting dari iman kita. Pengharapan mencerminkan bahwa kita memiliki iman yang tahan uji (Rm 5:2-5). Pengharapan yang didasarkan pada janji-janji Allah yang tidak pernah berubah adalah jalan untuk kita dapat melewati segala krisis dan rintangan yang mencobai iman kita (Ibr 6:18). Ketika kita manaruh pengharapan kita kepada Tuhan maka kita semakin percaya bahwa Dia sanggup melakukan segalanya bagi kita.
Refleksi Minggu Ini:
Kehidupan kita akan dikenang dan dihargai ketika kita berhasil mewarikan hal-hal yang paling berharga di sepanjang kehidupan yang telah kita jalani.
Self Purpose:
Berikanlah kepada istri dan anak-anak Anda apa yang paling berharga dalam hidup Anda, maka mereka akan tahu bahwa Anda adalah orang yang sangat berharga.
0 comments:
Post a Comment