Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Sunday, September 1, 2013

SEJARAH GKII "Bukit Shalom" Ubud

”Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam….gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi…”
(Mazmur 19:1-5)

Sejarah Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat “Bukit Shalom” Ubud diawali dari pertobatan I Made Nama, seorang pelukis dari Br. Padang Tegal, Ubud, hasil kesaksian Ibu Christine Tundang Suteja. Made Nama telah lama sakit dan hanya bisa terbaring, lumpuh akibat penyakit. Ibu Suteja mengundang Pdt. E. M. Tumundo, Gembala Jemaat GKII Imanuel, Denpasar untuk melayani Made Nama. Melalui pelayanan Pdt. E. M. Tumundo inilah Made Nama menerima Kristus.

Pada tanggal 23 Juni 1983, Ida Bagus Kemenuh yang pada waktu itu melayani di GKII Gianyar, memperkenalkan Made Nama kepada Pdt. Rodger Lewis yang selanjutnya melayani Made Nama dengan setia dan penuh kasih. Ketika Pdt. Rodger Lewis sedang cuti ke Amerika, Ida Bagus Kemenuh diminta untuk melayani ladang yang baru Tuhan buka di Ubud ini.

Pada tanggal 19 Agustus 1983, Made Nama menyatakan diri siap dibaptiskan. dan pada 21 Agustus 1983, Made Nama dibaptiskan oleh Pdt. Nyoman Gama, M.Min. di rumahnya dengan cara dipercik. Beberapa waktu kemudian Wayan Suteja, suami dari Ibu Christine Tundang, menerima Kristus dan dibaptiskan. Selanjutnya pelayanan di Ubud secara rutin dilayani oleh Pdt. Rodger Lewis. Kebaktian pertama diadakan di pondok Made Nama pada hari Minggu, 12 Mei 1985 sampai Made Nama dipanggil Tuhan pada tanggal 27 Maret 1990.

Pada tahun 1987, keluarga Pdt. Rodger Lewis pindah ke Peliatan. Atas keputusan Klasis GKII Bali-NTB, dikontraklah rumah I Gusti Parthama, di Jalan Raya Ubud (Br. Tebesaya). Pada tanggal 27 September 1987 rumah tersebut dipakai sebagai balai persekutuan Kristen di Ubud. Untuk mengatasi berbagai permasalahan, pada hari Senin, 29 Januari 1990, Pdt. Nyoman Enos, S.Th., sebagai Ketua Komisi Pastoral Daerah Bali & NTB,  mengadakan pertemuan di Kantor Kepala Desa Peliatan, didampingi Bapak R. Hery Nurhancoko sebagai petugas penerangan di Kecamatan Ubud dan Bapak Alting Liwe sebagai wakil dari Majelis GKII Imanuel, Denpasar akhirnya dicapai kesepakatan bahwa ibadah di rumah I Gusti Parthama dapat dilanjutkan. Tetapi tidak beberapa lama kemudian, karena desakan lingkungan, maka pada tanggal 27 Mei 1990, pemilik rumah tidak bersedia memperpanjang kontrak rumahnya.

Pada tanggal 2 Juni 1990 kebaktian dipindahkan ke rumah keluarga Pdt. Rodger Lewis di Br. Teges, Peliatan. Tetapi sekali lagi hal ini mendapat tanggapan dari Kepala Desa Peliatan. Pada tanggal 30 Juni 1990 Pdt. Rodger Lewis menerima surat panggilan dari Camat Ubud guna mempertanggungjawabkan surat yang dikirim oleh Kepala Desa Peliatan. Akhirnya dicapailah kesepakatan, bahwa ibadah jemaat tidak dilarang, hanya jemaat diharapkan mencari tempat yang lebih permanen dan bukan di rumah tinggal yang dijadikan sebagai tempat beribadah.

Sejak September 1989 Pdt. Rodger Lewis bersama jemaat bergumul untuk membeli sebidang tanah. Akhirnya, pada tanggal 7 Pebruari 1990, Tuhan telah memilih tempat bagi nama-Nya. Melalui Bapak Petrus Setiawan, tanah milik Ida Made Moyo, warga di Br. Ambengan, Peliatan, seluas 1300 meter persegi (red. Pipil No.277, Persil No. 23 luas tanah 1400 m2) akhirnya dibeli dengan harga 58,5 juta rupiah (4,5 juta rupiah per are), ditambah biaya administrasi pembelian 2,470 juta rupiah, sertifikat dan pajak 691,185 ribu rupiah. Pembayaran pertama sebesar 6 juta rupiah, diterima oleh Ida Bagus Oka. Sebuah Yayasan di Hongkong menyumbang 34 juta rupiah. Sisa pembayaran baru dilunasi pada tanggal 19 Pebruari 1990 sebesar 19,5 juta rupiah hasil dari swadaya jemaat dan beberapa donatur. Tanggal 7 Desember 1990 sertifikat tanah dengan nomor 1028 diterbitkan atas nama Pdt. Ni Luh Sarah, B.Th., istri dari Pdt. Nyoman Gama. Pada tanggal 15 Pebruari 1996 sertifikat tanah diserahterimakan ke GKII Daerah Bali & NTB disaksikan oleh: Pdt. Nyoman Enos, S.Th., Pdt. Ketut Nehemia Suplig, Pdt. Rodger Lewis dan Ibu Lelia Lewis.

Pada tanggal 13 Agustus 1990 Ev. Daniel Ronda, S.Th. diutus untuk membantu pelayanan Pdt. Rodger Lewis. Ia tinggal di Sari Bungalow, Peliatan, dan secara penuh waktu merintis dan menggembalakan jemaat. Pada bulan Pebruari 1995 Ev. Daniel Ronda melanjutkan studi S2 dan kembali ke STT Jaffray, Ujung Pandang.
Tanggal 14 Pebruari 1991 kontrak pembangunan ditandatangani oleh Ibu Lelia Lewis dan PT. Ngulati Amertha, Dra. Ruth Astuti, dengan biaya awal sebesar 79,5 juta rupiah yang dicicil lima tahap. Padahal uang yang tersedia baru 29 juta rupiah. Tanggal 20 Pebruari 1991 pekerjaan pembangunan dimulai. Tanggal 15 Mei 1991 diadakan doa dan peletakan batu pertama oleh Pdt. Dewa Gede Rena, Ketua Klasis GKII Bali & NTB, Pdt. Nyoman Enos, S.Th., Ketua Seksi Pembangunan, Pdt. Nyoman Gama, M.Min. sebagai Bendahara, dan Bapak Bambang Hartono wakil dari jemaat. Hadir juga anggota jemaat mula-mula, diantaranya Bapak Petrus Setiawan, Bapak Sudarsono, Bapak Yus Haring K. Baddak, Bapak Teopilus Setiono, dan Sdr. Suyatman.

Biaya penyelesaian pembangunan mengalami beberapa kali perubahan hingga akhirnya menjadi 133,398 juta rupiah, ditambah pembangunan penahan dinding pagar 16,413 juta rupiah dan lain-lain 4,812 juta 5 ratus rupiah. Dalam kondisi jemaat yang masih kecil, biaya tersebut tidak mungkin dapat dipenuhi. Tetapi Tuhan Yesus sanggup melakukan apa yang mustahil menjadi tidak mutahil bagi orang percaya. Akhirnya pada tanggal 5 Oktober 1992 semua biaya dapat dilunasi.
Pada tanggal 5 Desember 1992 diadakan kebaktian perdana, bersamaan dengan perayaan Natal, yang dihadiri oleh POLDA Bali, termasuk mantan KAPOLRES Bangli, Kapten Pasaribu, Ibu Geriya dan Susetya. Ibadat Raya hari Minggu dimulai pada pukul 09.15 WITA, 13 Desember 1992, dihadiri kira-kira 50 jiwa, termasuk anak-anak, Kolonel Suteja, Kapten Pasaribu dan Nengah Marhaen.
BPJ pertama di GKII “Bukit Shalom” Ubud ditetapkan pada Agustus 1993, di antaranya: Bapak Bambang Hartono, Ibu Lucia Maria, Bapak Yus Haring K. Baddak, dan Sdr. Suyatman.

Para pekerja GKII yang pernah melayani dan menggembalakan jemaat di GKII “Bukit Shalom” Ubud:
1.    Ev. Daniel Ronda, S.Th. ditahbiskan sebagai Gembala Jemaat (13 Agustus1990 - Pebruari1995).
* Sdri. Sopiana siswi praktikan pertama dari STT Simpson, Ungaran (14 Januari 1994 - Pebruari 1995).
2.    Ev. Yohanes Manis Madhu ditahbiskan sebagai Gembala Jemaat (September 1994 - Pebruari 1995).
* Ev. Desak Made Candrawati ditunjuk sebagai caretaker selama enam bulan (1995).
3.    Pdt. Ketut Nehemia Suplig ditahbiskan sebagai Gembala Jemaat (27 Agustus 1995 - 1997).
* Sdr. Tri Karyanto mengisi kekosongan sebagai tenaga pelayan dari STT Simpson, Ungaran (Juli 1997 - Januari 1998).
4.    Pdt. Sulaiman Yunus, M.Div. ditahbiskan sebagai Gembala Jemaat (Mei 1998 - Januari 2000).
* Pdt. Nyoman Enos, MA menjabat sebagai careteker (Pebruari 2000 - April 2001).
5.    Pdt. Gusti Nyoman David Aryana, M.Th. ditahbiskan sebagai Gembala Jemaat (Mei 2001 – 30 Juli 2007) dan Ev. Margo Adi, S.Th. sebagai Asisten Gembala (28 April 2002 - 31 Oktober 2006). Tanggal 14 Mei 2006, pada masa kepemimpinan Pdt. Gusti David Aryana, M.Th., untuk pertama kalinya di GKII “Bukit Shalom” Ubud ditahbiskan dua orang pendeta, yakni: Ibu Lelia Lewis, MA. dan Ev. Margo Adi, S.Th.
6.    Pdt. Margo Adi, S.Th. ditahbiskan sebagai Gembala Jemaat (30 September 2007 sampai sekarang).

Paska tragedi bom Bali I, pada tanggal 12 Nopember 2002, Kepala Desa Peliatan menyampaikan surat agar segala kegiatan ibadah jemaat dihentikan. Karena jumlah anggota jemaat semakin bertambah, termasuk mereka yang dari Manca Negara, maka Pdt. Gusti Nyoman David Aryana, M.Th. dan BPJ berupaya menjelaskan kepada Kepala Desa Peliatan dan pihak-pihak terkait, bahwa kehadiran GKII “Bukit Shalom” Ubud seyogyanya dapat dijadikan sebagai bagian dari fasilitas penunjang pariswisata. 

Pada saat yang sama ternyata sertifikat tanah yang asli hilang. Kemudian BPJ mengusulkan agar Pdt. Gusti David Aryana, M.Th. segera mengurus serta membuat sertifikat baru, pengganti sertifikat yang hilang sekaligus dibaliknamakan atas nama Gereja Kemah Injil Indonesia. Dibantu oleh Bapak Nyoman Andreas Pendak dan Notaris Ketut Nariasih Dadu, SH. di Gianyar, proses hibah mengalami hambatan dan sempat tidak diurus. Atas keputusan BPJ, akhirnya Pdt. Margo Adi, S.Th. bersama Ev. Ketut Suparta, S.Th. mencoba mengurus kembali. Hasilnya pada tanggal 10 Juli 2008 sertifikat tanah telah dibaliknamakan menjadi milik Gereja Kemah Injil Indonesia, dengan total biaya Rp. 24,5 juta rupiah dikumpulkan dari persembahan jemaat dan para donatur.

Susunan BPJ GKII "Bukit Shalom" Ubud
Tahun Pelayanan 2012-2015


Penasihat: Pdt. Lelia Lewis, MA.
Ketua/Gembala Jemaat: Pdt. Margo Adi, S.Th. (2007-2017)
Wakil Ketua: Narko Hanjaya
Sekretaris: Yansen Barry, ST.
Wakil Sekretaris: Steve Valentino , ST.
Bendahara: Sri Manik Rupini
Wakil Bendahara: Yakub Ng

Seksi Pelayanan Kategorial:
Anak & Remaja: Nancy Andike Metawati, AMD.Kom.
Pemuda: Ev. I Ketut Sudira , S.Th.
Perkauan: Ni Putu Yuniasih
Perkaria: Wahyu Cahyono
Pelayanan Bahasa Inggris (EWS): Irma Silviana

Seksi Pelayanan Umum:
Musik & Liturgi: Bekti Sutanto, AMD.Kom.
Diakonia: Lydia Alfiaty Sinaba
Sosial & Pendidikan: Tri Hastuti
PI & LP3KI2: Ruslan Wiryadi , S.Sn.
Rumah Tangga & Inventarisasi: R. Herry Nurhancoko, S.Sos., MM.

Staff Gembala:
Ev. I Ketut Sudira, S.Th.
Pdt. I Kadek Agustono Daud, SS., M.Pd., Th.M.

Disusun dari berbagai sumber oleh: Pdt. Margo Adi, S.Th.
(Apabila ada kekeliruan dalam penyusunan sejarah, penanggalan dan data-data, kami mohon masukan dan koreksi dari semua pihak yang terkait dengan pendirian jemaat GKII “Bukit Shalom” Ubud demi keakuratan sejarah)

1 comments:

Putry Amouy said...

JOIN NOW !!!
Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.org

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment