Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Monday, May 20, 2013

JAMINAN HIDUP KEKAL



Kepastian Mengenai Jaminan Kekal

Pendahuluan

Meskipun orang percaya sudah memperoleh kepastian mengenai keselamatannya dan tak meragukannya lagi, pertanyaan yang masih muncul adalah mengenai ketetapan atau keabadian keselamatannya. Setelah orang percaya itu beroleh keselamatan karena percaya Kristus dan kematian-Nya di salib untuk menebus dosa-dosanya, dapatkah orang percaya itu kehilangan keselamatannya? Adakah sesuatu yang kita lakukan yang berakibat hilangnya keselamatan kita? Jawabannya adalah TIDAK! Mengapa? Karena Kitab Suci menegaskan bahwa dengan iman kita dilindungi oleh kuasa Allah. Dengan iman kita telah dibawa masuk ke dalam suatu hubungan kasih karunia dengan Allah, sebagai pemberian Allah melalui Anak-Nya. Kita selamat berdasarkan kesaksian-Nya bukan kesaksian kita.
1 Petrus 1:5      : “Yaitu kamu, yang dipelihara dalam ______________ Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.”
Efesus 1:6        : “Supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.”
Efesus 2:8-9     : “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”
Ketujuh pendekatan berikut ini membahas mengenai jaminan kekal orang percaya. Keselamatan itu tak akan hilang karena terjamin oleh kuasa Allah yang melindunginya dan kesempurnaan Pribadi dan karya Kristus bagi kita.

1. Pendekatan Trinitas

Argumentasi pertama mengenai jaminan kekal keselamatan orang percaya berlandaskan peran ketiga pribadi dalam Trinitas yang melindungi sehingga kita tetap aman di dalam Kristus.

·        Peran Anak

Roma 8:31-39   : “...Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,  atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Pernyataan dalam Roma 8:34, “Kristus Yesus, yang telah mati” diberikan sebagai jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan dalam ayat 31-33, dan juga mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan serta pernyataan-pernyataan dalam ayat 35-39. Namun tujuan dari ayat 34 adalah untuk menunjukkan terjaminnya keselamatan kekal orang percaya. Ada dua alasan yang dikemukakan yang berkaitan dengan Kristus, Allah Anak:
Kristus Mati sebagai Penebus dan Pengganti kita
Melalui kematian Kristus, tirai yang memisahkan manusia dari Allah dihilangkan. Dosa manusia dan kesucian Allah yang telah memisahkannya dari Allah telah dibereskan di atas salib sehingga Allah menyatakan kita benar melalui iman kepada Yesus Kristus. Kebenaran yang sama ini juga ditegaskan dalam beberapa ayat berikut.
Roma 3:23-28   : “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.  Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman! Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.”
Roma 5:1,8       : “Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. … Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”
Kitab Ibrani mengemukakan bahwa kematian Kristus merupakan satu-satunya pengorbanan yang berkenan yang dilaksanakan hanya sekali untuk selama-lamanya.
Ibrani 9:11-14   : “Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, -- dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.”
Ibrani 9:26-28   : “Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya ______________ saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya. Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi __________________ menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.”
Ibrani 10:12-14 : “Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya. Sebab oleh __________________ saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.”
Kristus Bangkit dan Duduk di sebelah Kanan Allah
Argumentasi kedua dalam Roma 8:34 adalah mengenai kebangkitan dan kedudukan Kristus di sebelah kanan Allah Bapa. Ia duduk di sebelah kanan Allah sebagai perantara dan pembela kita ketika kita berbuat dosa atau dituduh berbuat dosa, dan Ia mendoakan kita. Semunya ini dilakukan-Nya bagi kita berdasarkan karya-Nya di atas salib untuk mendamaikan kita dengan Allah.
Wahyu 12:10    : “Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.”
Roma 5:10-11   : “Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan ________________ oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.”
Ibrani 7:25        : “Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan ______________ semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.”
Yohanes 17:11  : “Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.”

·        Peran Bapa

Karena tuntutan kesucian-Nya telah terpenuhi lewat kematian Anak-Nya, maka perlindungan Allah terhadap keselamatan kita terjamin berdasarkan:
Tujuan dan rencana-Nya yang kekal
Keselamatan itu adalah pekerjaan Allah semata. Tak ada sesuatu, termasuk dosa kita, yang dapat menggagalkan tujuan dan rencana Allah yang kekal yang telah merancang penyelamatan kita berdasarkan kasih karunia-Nya melalui iman kepada Kristus, Anak-Nya. Oleh karena tuntutan kesucian-Nya telah terpenuhi melalui kematian Kristus maka Ia membenarkan setiap orang yang  telah menerima dan berimankan Kristus, Anak-Nya itu.
Efesus 1:3-6     : “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia Allah telah ___________ kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan ________________ di hadapan-Nya. Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.”
Kasih-Nya terhadap Anak-Nya
Keselamatan kita juga terjamin dan aman melalui Pribadi Anak-Nya dan karya-Nya yang sempurna untuk penebusan dosa-dosa kita. Setiap orang yang telah percaya kepada-Nya berada “di dalam Dia, yang dikasihi-Nya” suatu tempat di mana kasih Allah berdiam, sehingga tak ada sesuatupun yang dapat memisahkan kita lagi dari kasih Allah itu  (lih. Ef 1:3-6).
Roma 8:39        : “... kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
Yohanes 17:11  : “Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita.”
Pekerjaan-Nya dalam Mendisiplin Kita
Peran Allah dalam mendisiplin kita ketika kita berbuat dosa membuktikan bahwa kita tetap menjadi anak-Nya. Ketika kita jatuh ke dalam dosa Ia tidak membuang kita melainkan Ia akan mendisplin kita.
Ibrani 12:5-11   : “Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.”
1 Korintus 5:1-5      : “Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya. Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu? Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku--sama seperti aku hadir--telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang semacam itu. Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita, orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan.”
1 Korintus 11:30-32 : “Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita _______________, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.”
Dosa tidak dapat mengubah atau membatalkan hubungan kita dengan Allah sebagai anak-anak-Nya. Namun perbuatan dosa itu pasti akan berpengaruh terhadap persekutuan kita dengan Dia, keakraban kita dengan Dia, pelayanan kita kepada-Nya dan mahkota yang kita akan terima dalam kerajaan-Nya di masa yang akan datang.
1 Korintus 3:12-15  : “Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,  sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.  Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.”
Kuasa-Nya
Tak ada sesuatu atau seorangpun yang lebih besar dan lebih berkuasa dari Allah Bapa. Ini pula berarti tak ada sesuatu dan seorangpun yang dapat menggagalkan tujuan Allah dalam menyelamatkan kita atau dapat mengeluarkan kita dari lingkup kasih dan pemeliharaan-Nya (lih. Rm 8:31-39).
1 Petrus 1:5: ”Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir.”
Yudas 24: “Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya.”
2 Korintus 5:17-19: “Jadi siapa yang ada ________________ Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami. Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.”

·        Peran Roh Kudus

Pekerjaan-Nya dalam Membaptiskan Kita dengan Roh
Baptisan Roh Kudus adalah pekerjaan Roh Kudus yang bertujuan mempersatukan kita ke dalam tubuh Kristus dan pekerjaan Kristus. Ini juga berarti, apabila orang percaya kehilangan keselamatan berarti tubuh Kristus itu menjadi cacat. Tentu saja ini tidak sesuai dengan ajaran Kitab Suci. Kepada jemaat Korintus yang karnal (duniawi), karena diwarnai dengan berbagai perselisihan, dengki, percabulan, dan mabuk, Paulus menyatakan,  bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?” (1 Kor. 3:3). Namun Paulus tak meragukan keselamatan mereka dan kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan mereka.
1 Korintus 12:12-13 : “Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.”
1 Korintus 3:1         : “Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.”
1 Korintus 1:2         : “Kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi ____________________________, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.”
1 Korintus 6:19-20 : “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
Pekerjaan-Nya dalam Kelahiran Baru
Peristiwa kelahiran baru merupakan pemberian kehidupan kekal, yang menjadikan orang percaya sebagai ciptaan baru dalam Kristus. Ini tak pernah akan berubah atau menjadi batal. Pertama, karena ini didasarkan pada pekerjaan Kristus, Anak Allah, bukan pada usaha atau pekerjaan kita. Dan kedua, sebagaimana kelahiran jasmani menjadikan kita anak dari orang tua kita sekali untuk selama-lamanya, demikian pula dengan kelahiran rohani.
2 Korintus 5:17    : “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”
Titus 3:5-7           : “Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus,  yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita.”
Yohanes 3:3-8     : “Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak ____________________ ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."  Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.  Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Yohanes 3:16-18  : “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.”
Allah tidak membuang anak-anak-Nya yang tidak taat melainkan Ia mendisiplin anak-anak-Nya yang berbuat dosa. Bisa saja disiplin-Nya itu berbentuk kematian jasmani, namun orang percaya yang dikenai disiplin itu tetap sebagai anak-Nya (lihl. Ibr 12:5-12).
Pekerjaan-Nya dalam Mendiami Orang Percaya
Pekerjaan Roh Kudus yang mendiami orang percaya sebagaimana telah dijanjikan Kristus itu bersifat permanen. Roh Kudus diberikan kepada kita untuk selama-lamanya dan diberikan tanpa syarat lain kecuali percaya kepada Kristus.
Yohanes 7:37-39  : “Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.”
Yohanes 14:16  : “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.”
1 Korintus 6:19 : “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?”
Yakobus 4:5     : “Janganlah kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: "Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!"
Roh Kudus sebagai Meterai
Meterai merupakan gambaran mengenai peran Roh Kudus yang datang untuk mendiami orang percaya. Fungsi meterai pada masa itu merupakan lambang atau bukti: (a) pengesahan sesuatu transaksi, yakni keselamatan kita, (b) kepemilikan sah, bahwa kita telah menjadi milik Allah, dan (c) jaminan sah, bahwa hanya yang memiliki kewenangan yang dapat membatalkan sesuatu yang telah dimeteraikan. Dalam hal ini yang memiliki kewenangan itu tak lain adalah Allah. Namun Ia telah berjanji untuk tidak akan melakukan-Nya.
Efesus 4:30      : “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah ___________________ kamu menjelang hari penyelamatan.”
2 Korintus 1:22 : “...memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai ________________ dari semua yang telah disediakan untuk kita.”
Karena itu Paulus menyatakan bahwa orang-orang percaya di Korintus yang karnal (duniawi) sekalipun telah menjadi milik Allah berdasarkan transaksi keselamatan yang telah dikerjakan-Nya di dalam Kristus untuk mereka.
1 Korintus 6:19-20  : “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, --dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
Roh Kudus sebagai Jaminan
Seperti halnya uang muka / uang jaminan yang dibayarkan oleh pembeli dalam sebuah transaksi pembelian rumah. Uang muka ini menjadi jaminan akan diadakannya pembayaran penuh oleh sang pembeli pada waktu yang telah ditetapkan. Demikian pula dengan pemberian Roh Kudus kepada orang percaya oleh Allah. Pemberian Roh Kudus-Nya itu menjadi jaminan dari Allah tentang pemenuhan janji-janji-Nya di masa yang akan datang. Yakni bahwa kita pada akhirnya akan menerima segala berkat yang terkait dengan keselamatan itu. Istilah “jaminan” dalam ayat-ayat berikut ini menunjuk kepada kepastian pemenuhan janji dalam sesuatu transaksi.
Efesus 1:14      : “Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”
2 Korintus 1:22 : “...memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.”

2. Pendekatan Posisional

Baptisan Roh Kudus berfungsi mempersatukan orang percaya dengan Kristus. Hal ini merupakan posisi rohani baru yang diterima oleh setiap orang percaya. Perkataan seperti “di dalam Kristus”, “di dalam Dia, yang dikasihi-Nya” digunakan berulang kali dalam surat-surat Paulus, menunjuk kepada konsep pemikiran bahwa kita telah diselamatkan dan diterima oleh Allah berdasarkan posisi kita atau persatuan kita dengan Kristus.
Efesus 1:3        : “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga.”
Efesus 1:6: “...supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya.”
Efesus 2:5-6: “...telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan-- dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga.”
Kolose 2:10: “...dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah dan penguasa.”
2 Timotius 2:11-13: “Benarlah perkataan ini: "Jika kita mati dengan Dia, kitapun akan hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita; jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya."
Kolose 3:3-4: “Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.”

3. Pendekatan Logika

Apabila sebelum kita bertobat, Allah telah melakukan hal yang sedemikian besar bagi kita ketika kita masih sebagai orang-orang berdosa yang terpisah dari Dia, ketika kita masih sebagai musuh Allah, apalagi sekarang ini ketika kita telah diperdamaikan dan dipersatukan dengan Dia, yang telah dibenarkan di dalam Kristus pasti Ia akan melakukan hal-hal yang lebih besar dan lebih banyak lagi bagi kita yang telah menjadi anak-anak-Nya.
Roma 5:8-10: “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!”
Roma 8:32: “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”

4. Pendekatan Tangan Allah

Ada janji khusus yang amat indah dari Tuhan yakni bahwa tidak seorangpun  dapat merebut atau merampas kita dari tangan Allah. Kitab Suci menyatakan bahwa kita sekarang berada dalam genggaman tangan Allah yang penuh kuasa. Di dalam tangan Allah merupakan tempat yang paling aman karena Ia lebih besar dan lebih berkuasa dari siapapun di dunia ini.
Yohanes 10:28-29: “Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.”

5. Pendekatan Tata Bahasa

Penggunaan bentuk waktu lampau (perfect tense) dalam beberapa ayat dalam Perjanjian Baru juga menunjukkan terjaminnya dan amannya keselamatan orang percaya. Makna dari bentuk waktu lampau (perfect tense) dalam bahasa Yunani ditambah dengan konteks dan analogi yang digunakan dalam Kitab Suci juga merupakan argumentasi mengenai terjaminnya keselamatan orang percaya. Bentuk lampau dari kata kerja (perfect tense) menunjukkan suatu tindakan atau peristiwa yang telah selesai dikerjakan pada masa lampau, namun efek dari tindakan-Nya itu berpengaruh pada masa sekarang, yakni pada saat pembicara mengucapkannya. Jadi hal ini ada kaitannya dengan keadaan sekarang. Kata kerja dalam ayat-ayat berikut yang menggunakan bentuk lampau (perfect tense) menegaskan terjaminnya keselamatan orang percaya.
Yohanes 5:24: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa _________________ perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah ______________ dari dalam maut ke dalam hidup.”
Roma 5:2: “Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.”
1 Korintus 1:2: “Kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita.”
Efesus 2:8: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.

6. Pendekatan Kasih Karunia

Perjanjian Baru jelas menyatakan bahwa kita diselamatkan karena kasih karunia melalui iman, dan keselamatan bukanlah hasil pekerjaan atau perbuatan amal kita. Namun andaikata setelah kita percaya kepada Kristus dan menerima karya-Nya, lalu kita kehilangan keselamatan akibat sesuatu perbuatan yang kita lakukan atau tidak lakukan, maka itu sama dengan mengatakan bahwa kita diselamatkan oleh perbuatan-perbuatan kita. Tentu saja hal  ini sangat bertentangan dengan ajaran Perjanjian Baru (lih. Rm 4:1-5; 11:6).
Efesus 2:8-9  : “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”
Titus 3:5        : “...pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.”

7. Pendekatan Mengenai Dosa Apa?

Pendekatan yang dimaksudkan di sini adalah mengenai pertanyaan, dosa apa yang dapat menyebabkan seseorang kehilangan keselamatannya? Setiap dosa pasti tidak mencapai sasaran kekudusan Allah yang sempurna yang telah ditetapkan-Nya. Terlepas dari tingkat kedewasaan rohani atau hubungan seseorang dengan Tuhan, tak ada yang sempurna menurut ukuran Allah. Kita semua, tanpa kecuali, sadar atau tidak, pasti ada kekurangan dan kelemahan (istilah-istilah yang digunakan manusia untuk memperhalus dosa). Dan setiap dosa, besar atau kecil, menurut definisi Kitab Suci, tidak mencapai sasaran kemuliaan Allah. “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.” (1 Yohanes 1:8-10)
Jika demikian, di mana kita harus menarik garisnya? Dengan kata lain, dosa apa yang menghilangkan keselamatan dan dosa apa yang tidak menghilangkan keselamatan? Mereka yang berpendapat bahwa orang percaya dapat kehilangan keselamatan cenderung memilah-milah dosa, seolah-olah Allah membiarkan dosa-dosa yang satu dan menghukum dosa-dosa yang lain. Akhirnya yang dipermasalahkan adalah mengenai tingkat dosa, sehingga pertanyaan yang muncul adalah dosa yang bagaimana yang menyebabkan seseorang kehilangan keselamatan? Manusia sering membeda-bedakan dosa menurut tingkatannya, namun pembedaan itu sama sekali tidak sesuai dengan cara pandang Allah mengenai dosa. Bagi Allah dosa, besar atau kecil, tetap dosa.
Amsal 6:16-19   : “Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.”

Ayat-ayat Problematik

Bagaimana dengan ayat-ayat yang sering dianggap mengajarkan mengenai kehilangan keselamatan? Pelajaran ini tak bermaksud membahas semua ayat-ayat itu. Namun bila dicermati dengan saksama, dengan memperhatikan konteks dekat maupun konteks seluruh Perjanjian Baru, dan memperhatikan analogi iman, sesungguhnya tak ada dari ayat-ayat itu yang mengajarkan bahwa orang percaya dapat kehilangan keselamatan.

Analogi Iman

Analogi iman merupakan prinsip hermeneutika (ilmu penafsiran) yang mengajarkan bahwa ayat-ayat yang kurang jelas harus diartikan berdasarkan ayat-ayat yang jelas, bukan sebaliknya. Mereka yang mempercayai keselamatan bisa hilang, atau yang mengajarkan keselamatan ke-Tuhanan (Lordsship salvation), telah mengabaikan prinsip ini.
Ada dua cara mereka mengabaikan prinsip ini :
(1) Mereka mendasarkan pemahaman akan Injil pada ayat-ayat yang kurang jelas, bukannya kepada ayat-ayat jelas yang jumlahnya sangat banyak.
(2) Mereka tidak mau menggunakan prinsip-prinsip penafsiran yang benar terhadap ayat-ayat yang jelas dengan mengartikannya menurut pandangan keliru tentang ayat-ayat yang tak jelas atau sulit.

Kategori-kategori Ayat-Ayat Sulit

Ayat-ayat problematik (ayat-ayat yang dianggap mengajarkan bahwa orang-orang percaya bisa kehilangan keselamatan, atau yang dianggap mengajarkan bahwa orang-orang seperti itu sama sekali belum selamat atau dianggap mengajarkan bahwa orang percaya tak boleh melakukan perbuatan-perbuatan tertentu) sebenarnya dapat dikategorikan pada salah satu kategori di bawah ini. Juga sebenarnya ayat-ayat itu sama sekali tidak bersangkut paut dengan keselamatan kekal:
(1) Ayat-ayat yang berkaitan dengan Bema (Takhta Pengadilan Kristus) yang memperingatkan orang percaya mengenai kemungkinan kehilangan pahala, bukan kehilangan keselamatan.
1 Korintus 3:12-15  : “Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.  Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.”
1 Korintus 9:25-27  : “Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”
(2) Ayat-ayat yang memperingatkan tentang dahsyatnya disiplin dari Allah terhadap orang-orang yang melalaikan kasih karunia Allah.
1 Korintus 3:16-17  : “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu.”
Ibrani 6:1-6            : “Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah,  yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal. Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya. Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.”
Ibrani 10:23-31       : “Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka. Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia? Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya." Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup.”
(3) Ayat-ayat yang menggambarkan perilaku anak-anak Allah, yang seharusnya mewarnai kehidupan anak-anak Allah. Termasuk di dalamnya adalah ayat-ayat yang menggambarkan sifat dan kondisi orang-orang yang tidak percaya sebagai pendorong untuk mengejar kesalehan atau kekudusan dan menjalani kehidupan sesuai dengan posisi kita di dalam Kristus. Ayat-ayat ini tidak mengancam hilangnya keselamatan dan juga tidak mengajak kita untuk meragukan atau mempertanyakan keselamatan kita, melainkan mengajak kita untuk hidup sebagaimana layaknya orang-orang yang berada di dalam Kristus. Misalnya, bandingkan dengan Efesus 5:1-12.
“Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah. Tetapi percabulan dan rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus. Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono--karena hal-hal ini tidak pantas--tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur. Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.  Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka. Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu. Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan.”

Argumentasi 1 Yohanes 3:6-10

“Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia. Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah. Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.”
Konteks I Yohanes 3:6 berbicara tentang alasan mengapa orang-orang percaya tidak boleh berbuat dosa. Yohanes mengemukakan beberapa alasan namun tidak mempersoalkan keselamatan orang percaya melainkan memotivasi atau mendorong orang-orang percaya agar berjalan dalam terang. Namun pertanyaan yang muncul adalah apakah 1 Yohanes 3:6b mengindikasikan bahwa orang yang di dalam Dia, orang beriman kepada Kristus, tak pernah akan berbuat dosa lagi? Pemikiran ini seperti ini tentu saja bertentangan dengan 1 Yohanes 1:8 dan 10 dan 5:16. Sebagai manusia yang lemah dan tidak sempurna tentu saja orang percaya pun tak lepas dari perbuatan dosa. Jika demikian apa maksud Yohanes dalam ayat ini?
Sebagai ilustrasi, andaikata seorang anak mencuri permen di sebuah supermarket. Kemudian ibunya mendapatinya berbuat hal itu, lalu ia mengatakan kepada anaknya, “anggota keluarga kita tidak biasa mencuri, ngerti?” Masuk akalkah ucapan ibu itu? Namun ternyata anaknya sebagai salah satu anggota keluarga telah melakukan perbuatan itu. Apa sebenarnya maksud ibu itu? Maksudnya ialah bahwa mencuri adalah perbuatan yang bertentangan dengan standard moral yang berlaku dalam keluarga, karena itu anak itu harus menyadarinya dan tidak boleh melakukan perbuatan seperti itu. Ibu itu tidak mengatakan bahwa ia telah berkeliling dan menanyakan satu per satu anggota keluarganya dan mendapati bahwa tak seorangpun dari mereka yang pernah mencuri. Tidak! Namun yang ia ingin tunjukkan dalam kasus ini adalah mengenai standard moral yang berlaku dalam keluarga mereka sebagai dorongan atau motivasi bagi anaknya.
Yohanes mengemukakan hal yang sama. Inilah standardnya, sebagai anggota keluarga Allah, kita tidak berbuat dosa, dan kita harus ingat akan standard ini. Ia tidak menyangkal fakta bahwa orang-orang percaya masih berbuat dosa atau bisa jatuh ke dalam dosa. Untuk lebih memperjelas kebenaran ini maka ayat ini diikuti dengan beberapa alasan dan ilustrasi mengenai dosa yang terjadi di dalam kehidupan orang-orang percaya.
Motivasi atau dorongan lain yang dikemukakan Yohanes terdapat dalam ayat 9: “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.” Ayat ini tidak berarti bahwa orang-orang percaya tidak dapat berbuat dosa lagi. Pemikiran ini sekali lagi bertentangan dengan ayat-ayat di atas tadi.
Ada yang mengartikan ayat ini bahwa Yohanes bermaksud mengatakan bahwa orang-orang Kristen tak dapat berbuat dosa atau tidak biasa berbuat dosa. Apakah ini yang dimaksudkan Yohanes? Pengertian “berbuat” sebagai kebiasaan (present tense) merupakan pengertian yang keliru. Apabila ini yang dimaksudkan Yohanes, maka bagaimana istilah Yunani prass, yang digunakan Yohanes dalam ayat-ayat berikut ini.
Yohanes 3:20: “Sebab barangsiapa berbuat jahat (prasso), membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak.”
Yohanes 5:29: “...dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat (prasso)  akan bangkit untuk dihukum.”
Kalau begitu apa yang dimaksud Yohanes dalam ayat ini? Istilah “tidak dapat berbuat dosa” tidak berarti tak mampu berbuat (melakukan). Perkataan ini dapat juga berarti tidak mau. Ayat-ayat lain dalam Perjanjian Baru berikut ini menjelaskannya:
Lukas 11:5-7: “Lalu kata-Nya kepada mereka: "Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara.”
Lukas 14:20: “Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.”
Markus 1:45: “Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.”
Markus 6:3-5    : “Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka.”
1 Korintus 10:21: “Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.”
I Yohanes 3 bermaksud menyatakan bahwa kita tidak mau berbuat dosa lagi karena kita telah lahir dari Allah dan memiliki sifat Allah. Ini pulalah arti yang terdapat dalam Roma 6:1-10 yang ditulis setelah Paulus menulis 5:20-21.
Sebagai contoh, andaikata dokter memberitahu seorang perokok yang telah terkena gangguan tenggorokan, Anda tidak dapat merokok lagi.” Ini bukan berarti orang itu tak dapat merokok lagi melainkan ia tidak mau merokok lagi karena merokok itu akan mengakibatkan gangguan yang lebih parah terhadap kesehatannya.
Jelas terlihat dalam kehidupan Raja Daud, yang dijuluki orang yang sangat dekat dengan Allah, bahwa orang percaya masih dapat jatuh atau terjerumus ke dalam dosa untuk jangka waktu yang lama. Demikian pula orang-orang percaya di dalam Kristus pun (dengan segala hal yang mereka telah miliki di dalam Kristus), yang hidup dalam dosa sehingga perilaku hidupnya menyerupai orang-orang yang tidak percaya, perilaku seperti ini merupakan hal yang aneh dan tidak masuk akal lagi karena bertentangan dengan posisinya yang sebenarnya di dalam Kristus. Hidup dalam dosa bagi orang percaya akan membawa konsekuensi yang dahsyat, bahkan bisa membawanya kepada perbuatan dosa yang mendatangkan maut, sebagai bentuk disiplin Allah untuk menghentikannya dari berbuat dosa terus menerus.
1 Korintus 11:27-32: “Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.”
1 Yohanes 5:16-17: “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa. Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.”

Konsekuensi Hidup dalam Dosa

Ayat-ayat kunci:
Mazmur 66:18: “Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.”
Mazmur 32:3-4: “Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.”
1 Yohanes 1:6: “Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.”
(1) Kehilangan persekutuan dengan Tuhan plus kehilangan kontrol Roh Kudus dan buah Roh dalam kehidupannya (lihat 1 Yoh. 1:5-7).
Dosa selalu mendukakan dan memadamkan Roh (Ef 4:30; 1 Tes 5:19). Dosa juga akan mempengaruhi kehidupan doa kita (Mzm 66:18), kesaksian kita (Kisah 1:8), semangat mempelajari Firman Allah (1 Kor 2:10-16; Ef 3:16 dst.). Semua hal ini merupakan pelayanan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Jika orang percaya berbuat dosa terus maka pelayanan Roh Kudus pada akhirnya akan berubah dari pelayanan yang memberdayakan menjadi pelayanan menginsafkan.
1 Yohanes 1:5-7: “Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan. Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran. Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.”
Efesus 4:30: “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.”
1 Tesalonika 5:19: “Janganlah padamkan Roh.”
Mazmur 66:18: “Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.”
Kisah 1:8: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
1 Korintus 2:10-16: “Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roh dunia, tetapi roh yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada kita. Dan karena kami menafsirkan hal-hal rohani kepada mereka yang mempunyai Roh, kami berkata-kata tentang karunia-karunia Allah dengan perkataan yang bukan diajarkan kepada kami oleh hikmat manusia, tetapi oleh Roh. Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain. Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.
Efesus 3:16-19: “Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.”
(2) Kekecewaan, kehilangan sukacita, karena kita dikendalikan oleh sifat lama (dosa).
Mazmur 32:3-4: “Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.”
(3) Menyia-nyiakan sumber-sumber spiritual, mental, dan fisikal.
Efesus 5:18: “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.”
(4) Munculnya dan meningkatnya perbuatan-perbuatan daging dengan segala akibatnya yang dahsyat.
Galatia 5:19-21: “Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”
Galatia 5:26: “dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.”

(5) Disiplin ilahi, ganjaran Allah ditimpakan untuk menyadarkan kita.
Ibrani 12:5-10: “Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya.”
1 Korintus 11:29-32: “Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia.”
Mazmur 32:4: “Sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.”
(6) Hubungan-hubungan yang rusak dengan segala efek negatifnya terhadap orang-orang di sekitar kita, khususnya keluarga kita.
Galatia 5:15: “Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.”
Ibrani 12:15: “Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.”
(7) Pudarnya kesaksian kepada dunia dan perbuatan-perbuatan yang mempermalukan Tuhan.
1 Petrus 2:12-15: “Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka. Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.”
1 Petrus 3:15-17: “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu. Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.”
1 Petrus 4:15-16: “Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.”
(8) Kehilangan pahala ketika menghadap Bema (Takhta Pengadilan Kristus).
1 Korintus 3:12-15: “Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.  Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.”
2 Korintus 5:10: “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.”

Konsekuensi-konsekuensi Lain

Selain akibat-akibat yang telah disebutkan di atas adalah:
(1) Penimpaan disiplin Allah yang menjadi semakin dahsyat.
Mazmur 32:4: “Sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.”
Ibrani 12:6: “...karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
(2) Terus hidup dalam dosa dapat menyebabkan gereja mengambil tindakan pemecatan dari persekutuan jemaat (1 Kor. 5).
2 Tesalonika 3:6-15: “Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami. Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antara kamu, dan tidak makan roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antara kamu. Bukan karena kami tidak berhak untuk itu, melainkan karena kami mau menjadikan diri kami teladan bagi kamu, supaya kamu ikuti. Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan. Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri. Dan kamu, saudara-saudara, janganlah jemu-jemu berbuat apa yang baik. Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu, tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia sebagai seorang saudara.”
Matius 18:17: “Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.”
(3) Displin yang ditimpakan Allah pada akhirnya bisa berbentuk kematian jasmani.
1 Korintus 11:30: “Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.”
1 Yohanes 5:16: “Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.”
Memang keselamatan orang-orang percaya aman dan terjamin dalam Kristus dan orang percaya tak akan kehilangan keselamatan, yang telah dikerjakan oleh Kristus, Juruselamat kita, yang sekarang duduk dalam kemuliaan di sebelah kanan Allah Bapa sebagai Pembela kita. Namun realita kehidupan dan Kitab Suci menyatakan dengan jelas bahwa apabila orang percaya tidak tinggal dalam persekutuan dan tidak menyelesaikan dosa dalam kehidupannya, ia dapat saja terjerumus ke dalam keadaan berdosa yang semakin dalam dan dahsyat sebagaimana dialami Daud. Keadaan seperti ini dapat terjadi mungkin saja karena ia sebenarnya belum benar-benar diselamatkan, namun penyebab utama yang sering terjadi adalah karena kegagalan orang percaya untuk tinggal dalam lingkup kehidupan dan kuasa Roh Allah.
Harapan kami kiranya pelajaran mengenai terjaminnya keselamatan orang percaya ini akan menolong orang percaya yang sedang berada dalam permasalahan ini. Tujuan pelajaran tentang jaminan keselamatan ini adalah agar setiap orang percaya beroleh kepastian keselamatan. Dan berbekal kepastian ini akan memotivasinya kepada suatu kehidupan yang saleh, menjauhi dosa, dan terhindar dari sikap menyia-nyiakan keselamatan yang telah dianugerahkan Allah kepadanya. Ingatlah, tujuan Allah Bapa kita dalam mendisiplin anak-ana-kNya dengan penuh kasih adalah untuk memperbaiki kita dan mengembalikan kita kepada-Nya.
Rasul Paulus telah mempertaruhkan imannya di atas anugerah Allah yang pasti dan dapat dipercaya (2 Tim. 1:12b). Meskipun sebagian orang mengartikan ini sebagai karunia-karunia rohani yang telah dipercayakan Allah kepada Rasul Paulus, namun sebenarnya “apa yang dipercayakan Allah” ini adalah mengenai iman kepada Pribadi dan Karya Kristus sebagai dasar keselamatan. Paulus meyakini bahwa iman ini akan tetap terpelihara sampai segala ancaman, tantangan, bahaya dan kegagalan mewarnai kehidupan di dunia ini berlalu, yaitu pada saat kedatangan Kristus kedua kali.

“Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.”
(Filipi 1:6)

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment