Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Sunday, February 6, 2011

“Sandiwara Kebodohan Manusia”

Hompimpa Alaihum Gambreng…” Hore…. Aku menang…! Teriakku, Nano,Sugi dan Arip…” “halahh… Kalah meneh Aku…” keluh Sigit. Tanpa diperintah, Sigit langsung ambil posisi, menghadap ke tembok, melipat kedua tangannya, merapatkan mukanya ketangan sembari menghitung mundur , Sepuluh…., Sembilan… delapan….. Seolah tak ambil pusing dengan hitungan Sigit, Aku, Nano, Sugi dan Arip langsung saja berlarian sporadis, ambil posisi terbaik, yang kecil kemungkinan Sigit tahu. Arip melompat kedalam tumpukan ban mobil bekas lek Nani, Sugi dan Nano merangsek masuk ke rimbunan pohon kembang sepatu belakang Langgar. Sedangkan Aku sendiri kebingungan mencari tempat yang sulit ditemukan Sigit. Dari jauh kudengar teriakan Sigit jelang akhir hitungannya Dua… Sa.….!!! Aha.. ada motor lek Muji, Honda CB tahun 70 yang diparkir di bawah pohon belimbing, tempat biasa kami nangkring mencari buahnya. Tempat yang mantap pikirku. Kontan Aku langsung berlari kencang sembunyi dibalik motor tadi.

Sigit tampak mondar-mandir kesana-kemari mencari kami. Tak berselang lama, ia berlari ke arah tumpukan ban mobil bekas depan rumah lek Nani. Dengan muka sumringah Sigit berteriak sambil berlari menuju tembok, tempat ia jaga tadi. Arip……. Kena…. !! Dengan muka berseri ,Sigit terlihat lebih bersemangat mencari kami. Dari jauh kulihat Jianto, jejaka tua, tetangga kami menunjuk jarinya kearah rimbunan pohon bunga sepatu belakang langgar. Dengan mengangguk, tanda mengerti, Sigit langsung berlari kearah langgar dan berhasil menemukan Sugi dan Nano. Dengan terkekeh-kekeh Sigit berteriak Sugiiii … Nanooo… kenaaa…..!!!! Kini tinggal giliranku yang jadi target utama Sigit. Kikiikiiiiikiiii… kawan, geli rasanya Aku menahan ketawa. Dari jauh kulihat wajah Sigit kerut-regang, serius betul mencariku.

Tak dinyana matanya tertuju kearahku. Kontan Aku langsung mendekap tubuhku agar lebih samar terlihat dibelakang motor lek Muji. “Kenek.. kowe…” (kena Kau), teriakan Sigit diatas kepalaku. Dengan raut kecut Aku bergegas bangkit dari tempat persembunyian. Tak kusangka sama sekali, baju bapak yang memang tak sesuai dengan ukuranku, rupanya tersangkut di porstep Honda CB tahun 70 itu, bruakkkkk….!!???! Motor lek Muji rubuh. Perasaan cemas, dan takut tingkat tinggi menggelayut dibenakku. Belum lagi bayang-bayang lek Muji, dengan kumis baplang berwajah keras, dan badan kekarnya, marah hebat, menunjuk-nunjuk kearahku, berputar-putar dalam pikiran. Perlu kawan-kawan tahu, lek Muji ini sebenarnya orang yang sabar dan lemah lembut, tapi karena kumisnya yang tebal dan kaku, ditambah wajahnya yang keras, dia banyak ditakuti anak-anak.

Membawa perasaan cemas dan takut tingkat tinggi, Aku berlari menjauh dari tempat itu, bersembunyi takut, kalau-kalau lek Muji bakal marah besar. Perlahan keringat dingin mulai meleleh membasahi badanku. “Duh Gusti… mugo-mugo lek Muji ora ngamuk” (Tuhan.. semoga lek Muji tidak marah) berulang-ulang kuucapkan dalam hati bersama perasaan bersalah yang disalut pinta dan harap. Singkat cerita, lek Muji yang sejak tadi sedang asyik ngobrol di warung kopi menghampiri motornya, memperhatikan tangki Honda CB kesayangannya yang penyok. “Le nyapo kowe ndelek..?”(Nak.. ngapain kamu sembunyi?)perlahan lek Muji menghampiriku. “sesok-sesok lek dolanan seng ati-ati yo..!!” (Besok-besok kalau main yang hati-hati ya!) sembari menepuk-nepuk pundakku. Huhh… lega rasanya, betul-betul diluar dugaanku kawan..

Kawan, mengingat masa kecilku ini seolah sedang membawaku jauh ke masa Adam, manusia pertama itu. Pengalaman masa kecil membuatku lebih memahami alasan Adam bersembunyi dari Tuhan setelah melakukan dosa, memakan buah yang tak di ijinkan Tuhan. Tapi karena kasih-Nya dan kebijaksanaanan-Nya yang begitu agung, Allah tetap peduli keterpurukan Adam, tetap mengasihi dia dengan menunjukkan siluet rencana agung penyelamatan Allah, yang ditandai dengan hadirnya keturunan perempuan (Hawa) yang akan meremukkan kepala ular, oknum jahat yang berperan besar menyesatkan manusia dalam kejatuhan Adam(Kejadian 3:15). Meski tak mengesampingkan konsekuensi akibat dosa Adam. Slawi

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment