Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Thursday, November 25, 2010

PENGHAKIMAN YANG SALAH

Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?” (Lukas 6:41)


Para rabi Yahudi selalu memperingatkan umatnya untuk tidak tergesa-gesa menghakimi orang lain. Mereka mengatakan: “Orang yang menghakimi tetangganya dengan murah hati akan dihakimi dengan murah hati juga oleh Allah”. Ada enam ketentuan yang akan memberikan nama baik di dunia dan keuntungan di dunia yang akan datang: belajar, mengunjungi orang sakit, keramah-tamahan, penyerahan dalam doa, mendidik anak-anak untuk taat hukum Taurat, dan memikirkan hal-hal yang baik untuk orang lain. Berdasar itu, setiap orang Yahudi mengetahui, bahwa menghakimi dengan kebaikan hati adalah tugas yang suci.


Mengapa Tuhan Yesus melarang, bahwa tidak ada seorang pun yang boleh menghakimi sesamanya? Alasannya ada tiga macam:


(i) Kita tidak pernah mengetahui seluruh kenyataan dan pribadi orang lain secara utuh. Rabi Hillel mengatakan: “Jangan menilai atau menghakimi orang lain sebelum engkau sendiri mengalami keadaan atau situasi orang tersebut”. Apa yang nampak tidak sepenuhnya mencerminkan pribadi orang itu. Oleh sebab itu, tugas kita adalah mencari kebaikan yang ada di balik penampilan orang tersebut.


(ii) Hampir tidak ada kemungkinan bagi siapa pun untuk mengadakan penilaian atau penghakiman secara jujur dan obyektif. Tidak ada penilaian yang seratus persen jujur, murni atau tanpa prasangka.


(iii) Tidaklah pantas bagi kita untuk menghakimi dan menilai orang lain, sementara kita sendiri masih banyak kekurangan. Hanya orang yang tidak pernah bersalah saja yang mempunyai hak untuk mencari kesalahan orang lain. Kisah perempuan yang berzinah dalam Yohanes 8:1-11 memperlihatkan kenyataan itu. Tidak ada seorang pun yang berhak mengajukan kritik terhadap orang lain, kecuali orang itu sendiri bersedia melakukan secara lebih baik hal-hal yang dikritiknya itu.


Kita tidak memilki hak sama sekali untuk mengkritik orang lain. Mengapa demikian? Perhatikan hal ini, “Ada banyak keburukan dalam diri orang yang terbaik di antara kita, dan ada banyak kebaikan dalam diri orang yang terburuk di antara kita, karena itu tidak benar jika kita mencari kesalahan orang lain”. Bagi kita akan cukup baik kalau kita mau memeriksa diri dan hidup kita sendiri, tanpa meneliti dan mencari-cari kesalahan dari hidup orang lain. Jadi, mari kita serahkan setiap kesalahan kita dan kesalahan orang lain kepada Allah agar diperbaiki.


Refleksi:

SUDAHKAH KITA TAHU KESALAHAN KITA SAAT KITA MENYALAHKAN ORANG LAIN?

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment