Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Sunday, January 25, 2009

PERSIAPAKAN KEMATIAN ANDA

Renungan:
Edisi 18 Januari 2009

PERSIAPKAN KEMATIAN ANDA
“…manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi”
(Ibrani 9:27)

Kematian pasti akan dihadapi oleh semua yang hidup. Filosofi “lahir untuk mati” menggarisbawahi bahwa semua yang hidup adalah fana, sementara dan tiada arti (Mzm 103:15-18; 144:3-4; Yak 4:14). Jadi, tidak seorang pun dapat menghindar dari kematian.

Kematian itu misteri, menakutkan, tetapi sekaligus diharapkan. Dalam cerita Yulius Kaesar, Shakespeare mengatakan kematian adalah “sesuatu hal yang harus terjadi”. Kaum Stoa berpendapat, kematian adalah “anugerah terbesar bagi manusia” karena manusia akan mendapat kelepasan kekal.

Kata-kata Kaludio kepada Shakespeare dalam drama Measure for Measure menjelaskan tentang misteri dan kengerian kematian. “Maut adalah sesuatu yang menakutkan. Ya mati adalah pergi ke tempat yang tidak kita ketahui, terbaring di tempat yang dingin dan membusuk. Tubuh hidup yang tandanya hangat dan perasa, sekarang menjadi segumpal tanah lumat. Dan roh yang bersukaria sekarang tenggelam dalam lautan api yang menyala-nyala atau tinggal dalam kawasan yang menggetarkan, dingin dan beku. Semuanya tertawan dalam angin yang tak kelihatan, dan terombang-ambing dalam kedahsyatan yang keras. Di sekitar bumi ini . . . hidup paling menjemukan dan paling memuakkan, yang dimakan usia, penyakit, kemiskinan dan penjara adalah masih serasa Firdaus jika dibandingkan dengan kengerian maut.”

Kematian bukanlah finish dari hidup kita, tetapi start untuk kehidupan yang baru dan bersifat kekal. Berdasar inilah, Alkitab menegaskan bahwa kita akan diperhadapkan pada penghakiman untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kita di hadapan Kristus (2 Kor 5:9-10 bnd Pkh 11:9). “Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah” (Rm 14:12).

Adanya penghakiman khusus kepada orang percaya (1 Ptr 4:17-18) seharusnya memotivasi kita untuk memberitakan Injil dengan berani, “selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api” (Yud 1:23). Hal ini sejalan dengan Firman, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia” (Kis 4:12).


Pembelajaran Iman Jemaat
Kesadaran Diri
Bacaan Alkitab: Mazmur 19:13; 1 Tesalonika 5:1-11

Kita memiliki kesanggupan untuk menyadari diri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan kita mampu berpikir, memilih dan memutuskan, sekaligus menjadikan diri kita mampu melampaui situasi sekarang dan membentuk basis bagi aktivitas-aktivitas berpikir dan memilih yang khas manusia. Jean Paul Sartre mengatakan, “Kita adalah pilihan kita.”

Kesadaran diri membuat kita dapat tampil di luar diri dan berefleksi atas keberadaan kita. Pada hakikatnya, semakin tinggi kesadaran diri kita, maka kita semakin hidup sebagai pribadi. Kierkegaard pernah mengatakan: “Semakin tinggi kesadaran, maka semakin utuh diri seseorang.”

Dengan kesadaran diri, kita dapat sadar atas tanggung jawab kita untuk memilih. Rolo May mengatakan: “Manusia adalah makhluk yang bisa menyadari dan oleh karenanya bertanggung jawab atas keberadaannya.”

Kesadaran diri juga membawa kita memahami, bahwa sebagian hidup kita hanyalah refleksi-refleksi pengharapan orang lain. Itu sebabnya kadang kita mengalami kebingungan dan cemas dalam menjalani hubungan dengan orang lain, di satu sisi kesadaran diri menolak orang lain tetapi di sisi lain dibutuhkan guna membangun kesadaran diri. Namun tak dapat dipungkiri, kesadaran diri membuat kita tahu akan posisi kita sebagai manusia yang sedang berhadapan dengan sesuatu yang di luar dan di dalam diri kita (Mzm 51:5; 1 Kor 4:4; 1 Ptr 2:19; 5:8).

Dengan meningkatnya kesadaran diri berarti meningkat pula kesanggupan kita untuk mengalami hidup secara penuh sebagai manusia.


Refleksi Minggu Ini:

Kematian bukan sesuatu yang mengerikan ketika kita tahu bahwa di balik kematian ada kehidupan.
Kehidupan kita akan nampak dengan jelas ketika kita mengarahkannya pada titik akhir kehidupan kita.


Self Purpose:
Sudahkah Anda mendaftarkan perbuatan-perbuatan baik Anda yang menyenangkan hati Tuhan?
Pastikan bahwa Anda akan dikenang oleh semua orang sebagai orang yang saleh penuh iman pada saat kematian menjemput Anda.
_____________________________________________________________________

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment