Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Wednesday, November 24, 2010

ANGKUH

“Karena Allah merendahkan orang yang angkuh tetapi menyelamatkan orang yang menundukkan kepala!” (Ayub 22:29)

Salah satu syarat jabatan penilik jemaat adalah memiliki sifat tidak angkuh (Titus 1:7). Kita harus tahu bahwa, “…keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia” (1 Yoh 2:16). William Barclay menyebut bahwa keangkuhan hidup sebagai “kebanggaan kehidupan yang kosong”.

Kata Yunani yang dipakai untuk keangkuhan ini adalah alazoneia. Bagi para moralis kuno alazon adalah seseorang yang meletakkan klaim ke atas barang-barang ataupun hasil-hasil yang dicapai yang sebenarnya bukan menjadi miliknya dengan maksud untuk membanggakan dirinya. C. H. Dodd menamakan alozeneia sebagai “egoisme yang bersifat megah”. Singkatnya, alazon adalah pembual. Rasul Paulus menyebut keangkuhan sebagai kubu yang dibangun oleh seseorang untuk menentang pengenalan akan Allah (2 Kor 10:5). Orang yang angkuh pada akhirnya akan direndahkan Tuhan (Yes 2:11,12,17).


Dalam keseharian kita sering mendapati bahwa kita tidak dapat menghindarkan diri dari membanggakan diri sendiri. Theophrastus, pakar Yunani di bidang watak orang menyimpulkan tentang Alazon: “ia berdiri di pelabuhan dan membualkan mengenai kapal-kapal yang terdapat di laut; ia mengutus seorang utusan dengan kebanggaan diri ke bank di mana ia mempunyai satu rupiah saja di dalam kreditnya; ia bercerita mengenai sahabat-sahabatnya yang terdapat di kalangan orang-orang kuat dan tentang surat-suratnya dari orang-orang termasyur; seluruh kehidupannya dihabiskan dalam suatu upaya untuk memberi kesan kepada setiap orang yang ia temui dengan kepentingan yang sebenarnya tidak ada”. Itulah ciri dan watak dari orang yang angkuh! Akhirnya, mari kita perhatikan firman-Nya: “Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian” (Amsal 29:23).

0 comments:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment